STRES
ØPengertian Stres
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain.
ØEfek
Stres
Berat
badan
Stres dapat menyebabkan kenaikan berat
badan. Beberapa studi menunjukkan, stres membuat tubuh menjadi kebal terhadap
adrenalin sekresi. Alih-alih membakar lebih banyak kalori, sistem malah
menghasilkan lebih banyak kortisol, hormon stres yang mendorong penyimpanan
lemak. Fakta lain, beberapa wanita juga makan berlebihan saat stres.
Alih-alih menyantap makanan lebih
banyak, lebih baik Anda berolahraga untuk mengurangi stres dan membakar kalori.
Atau, gantilah makanan ringan Anda dengan yang rendah lemak. Makanan sehat
dapat membantu Anda rileks. Makanan kaya karbohidrat seperti ubi meningkatkan
serotonin di otak, yang membuat perasaan jadi lebih baik. Biji-bijian, pisang,
alpukat, ayam, bayam, brokoli, dan semua yang mengandung vitamin B juga dapat
meningkatkan rasa nyaman.
Kekebalan
tubuh menurun
Kata Robin Molella, MD, spesialis
kedokteran preventif di Mayo Clinic, stres melemahkan sistem kekebalan tubuh
dan memperburuk kondisi kronis seperti asma, tekanan darah tinggi, dan
diabetes. Tertawa adalah jalan alami untuk melawan penyakit sel atau meringankan
sesak di dada Anda.
Nyeri
bahu
Hati-hati, tas yang terlalu berat atau
terlalu lama bungkuk di depan komputer bisa menyebabkan bahu Anda sakit.
Lemaskan bahu dan buka dada dengan peregangan yoga klasik. Berdirilah dengan
mengangkat lengan kanan di atas kepala, tekuk lengan sehingga siku mengarah ke
atas dan tangan kanan mencapai di belakang kepala. Jangkau tangan kanan dengan
tangan kiri Anda hingga menyentuh jari bersama-sama. Ulangi peregangan pada
lengan yang satunya.
Kembung
Respon tubuh Anda terhadap stres dapat
mengalihkan darah dari proses pencernaan normal dalam perut ke kelompok otot
yang lebih besar di tempat lain. Hasilnya, perut terasa perih, kembung, diare,
sembelit, bahkan irritable bowel syndrome. Taruhlah botol air panas di atas
perut Anda untuk merilekskan jaringan otot halus di usus dan menghilangkan
nyeri, distensi, atau kembung. Makan lebih banyak makanan kaya serat, seperti
segenggam almond, kacang tanah atau kacang kedelai, akan sangat membantu.
Nyeri
kaki
Berjalan terlalu cepat dapat menyebabkan
kelelahan pada kaki. Apalagi jika Anda menggunakan sepatu hak tinggi, tidak
hanya lelah, kaki juga akan serasa terbakar. Memijat kaki benar-benar dapat
membantu menyembuhkan berbagai gangguan stres, migrain, dan sakit punggung.
Pijatlah bagian bawah dasar jari-jari kaki untuk menenangkan kepala, tumit kaki
untuk merilekskan dada, dan telapak kaki bagian tengah untuk menenangkan daerah
perut.
Ø General Adaption Syndrom
Hans
Selye membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan :
a. Eustress
adalah respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang,
dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif,
misalnya lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b. Distress
merupakan respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi
diatasi
c. Optimal
stress atau Neustress adalah stress yang berada antara eustress dan
distres,merupakan respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk
menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan
produktivitas kerja dan berani bersaing.
Menurut
Lazarus dan Folkman, kondisi fisik, lingkungan, dan sosial merupakan penyebab
dari kondisi stres disebut dengan stressor.Istilah stressor pertama kali
diperkenalkan oleh selye. Jenis –jenis stressor dikelompokkan sebagai berikut :
masalah perkawinan, masalah keluarga, masalah hubungan interpersonal, masalah
pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah hukum, keuangan, perkembangan penyakit
fisis dan lain-lain
ØFaktor Individual dan Sosial
Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti
faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut
Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
1. Tuntutan kerja yang
terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan
secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan.
2. Perubahan tanggung jawab
dalam kerja.
3. Pekerjaan yang
berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan
tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain
sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres.
4. Lingkungan fisik
pekerjaan yang tidak nyaman.
5. Hobi interpersonal yang
tidak baik dalam lingkungan kerja.
6. Promosi jabatan yang
tidak adekuat.
7. Kontol yang padat
terhadap pekerjaan.
Tipe
Stres Psikologi
Quick dan Quick (1984)
mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,
positif dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan tingkat performa yang
tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,
negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi
individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat
ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit,
penurunan, dan kematian.
Frustasi
Frustasi adalah suatu harapan yang diinginkan dan
kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.Misalnya putus
pacar, perceraian, masalah kantor, masalah sekolah atau masalah yang tidak
kunjung selesai. Frustasi inipun terjadi juga bila tujuan yang dicapai
mendapatkan rintangan.Frustasi memiliki dua sisi.
1. Frustasi
adalah fakta tidak tercapainya harapan yang diinginkan.
2. Frustasi
adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut.
Fustasi timbul dikarenakan merasa gagal tidak dapat
mencapai suatu yang diinginkan. Setiap atlet menginginkan kepuasan yaitu itu
menang; dan apabila itu tidak terwujud, maka dapat menimbulkan frustasi.
Frustasi dapat terjadi pada atlet yang mempunyai sifat
pesimis maupun pada atlet yang memiliki sifat optimis yang sangat tinggi. Atlet
yang mempunyai sifat pesimis dapat dikatakan “kalah sebelum berperang” karena
atlet yang memiliki sifat pesimis ini mudah terkena frustasi sehingga mengalami
kegagalan sedikit saja, diangapnya sebagai kegagalan yang akan terjadi dialami
seterusnya.
Konflik
Konflik merupakan kenyataan hidup, tidak
terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan
masyarakat tidak sejalan, berbagai perbedaan pendapat dan konflik biasanya bisa
diselesaikan tanpa kekerasaan, dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik
bagi sebagian besar atau semua pihak yang terlibat (Fisher, 2001).
Konflik berasal dari
kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Kecemasan
Kecemasan (Anxiety) adalah
salah satu gejala psikologis yang identik dengan perasaan negative. Beberapa
ahli psikologi menjelaskan pengertian kecemasan dalam berbagai makna. Menurut
Robert S. Weinberg dan Daniel Gold (2007: 78) mendefinisikan kecemasan adalah
sebuah perasaan negatif yang memiliki cirri gugup, rasa gelisah, ketakutan akan
sesuatu yang akan terjadi, dan yang terjadi pergerakan atau kegairahan dalam
tubuh. Kecemasan memiliki dua komponen yaitu terdiri dari kecemasan
kognitif (cognitive anxiety) yang ditandai dengan rasa gelisah dan
ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, sedangkan yang kedua adalah kecemasan
somatik (somatic anxiety) yang ditandai dengan ukuran keadaan fisik
seseorang. Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa(1989: 147) mendefinisikan
sebagai perasaan tidak berdaya, tekanan tanpa sebab yang jelas, kabur, atau
samar-samar.
Symptom Reducing Responses terhadap Stres
Mekanisme Pertahanan Diri ( defense mechanism ) yang biasa digunakan individu untuk di jadikan strategi saat mengurangi stress:
- Represi
- Pengalihan
- Sublimasi
- Proyeksi
- Pembentukan Reaksi
- Introyeksi
- Regresi
Koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah
dalam mengatasi sakit atau stressor yang
dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa
relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok
dengan stressor yang
dihadapinya, stressor tersebut
tidak akan menimbulkan sakit (disease),
tetapi stressor tersebut
akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.
Strategi koping yang
berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
1.
Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah
serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung.
2.
Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi
sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan
informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
3.
Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat
positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
4.
Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.
Pendekatan
problem solving terhadap stress
Kita mengatasi
rasa stress dengan cara mencari stressor (penyebab stress) setelah tahu
penyebabnya kita harus bisa memilih jalan keluar yang terbaik untuk masalah
kita.