find me:D

Minggu, 25 Maret 2012

Makalah Antropologi

MENGENAL NUSA TENGGARA BARAT










Oleh:
Dinda Dewi Lestari                (12511150)
Innaya Bunga Prisintya           (13511634)
Lulu Miradiani                        (14511152)
Ravika Gabriella                     (15511915)
Revi Ariesti                             (16511016)
Rosita Seftiyana                      (16511468)



Tugas Semester I
untuk Mata Kuliah
Antropologi



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepda Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang sulit ini dengan tepat waktu. Dikatan sulit karena kami sebagai penulis memiliki keterbatasan ruang gerak dan waktu. Tetapi, dengan segala keterbatasan kami, penulisan makalah inipun dapat terselesaikan.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada narsumber yang telah memberikan banyak informasi, dosen mata kuliah antropogi Ibu Weni, dan berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari penulisan makalh ini masih dirasakan kurang sempurna, penulis dengan terbuka menerima kritik dan saran dari manapun datangnya guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini memberikan manfaat bagi kita semua.








                                                                                                   Depok, November 2011

                                                                                                             Penulis





                                                                        
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………............ ii

BAB 1……………………………………………………………... 1
Gambaran Profil Nusa Tenggara Barat……………….…………….. 1

BAB II…………………………………………………………... 2
2.1   Bahasa dan Komunikasi………………………….…………. 2
2.2   Adat Istiadat………………………………………………... 2
2.3   Rumah Adat………………………………………………... 4
2.4   Pakaian Adat…...........…………………………………….. 5
2.5   Sistem Religi……………………………………………….. 5
2.6   Upacara Keagamaan……………………………………….. 5
2.7   Sistem Kekerabatan………………………………………... 7

BAB III………………………………………………………… 8
3.1   Kaitan dengan Antropologi……………………………….... 8
3.2   Kaitan dengan Psikologi………………………………….... 8
3.3   Contoh Kasus……………………………………………... 8

PENUTUPAN…………………………………………………. 9
Kesimpulan…………………………………………………….. 9
Saran……………………………………………………….…. 9



ii
BAB I

Gambaran Profil NTB

Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di Pulau Lombok.
Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang cukup lama di Indonesia usianya sudah 52 tahun, NTB atau yang kita kenal dengan Lombok berdiri sejak tahun 1958, berawal dari ditetapkannya undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT, dan yang dipercayakan menjadi Gubernur pertamanya adalah AR. Moh. Ruslan Djakraningrat. 
Berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari enam unsur, yakni: bintang, kapas dan padi, manjangan gunung dan kubah. Bintang melambangkan lima sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi, yaitu 14 Agustus 1958. Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58. Rantai terdiri dari empat berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI. Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa. Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok. Yang terakhir adalah kubah, melambangkan ketaatan beragama masyarakat Nusa Tenggara Barat.






1
BAB II


2.1       Bahasa dan Komunikasi
Nusa Tenggara Barat memiliki tiga macam bahasa sesuai suku-suku yang dimilikinya, yaitu :
1. Suku Sasak : Bahasa Sasak
2. Suku Samawa : Bahasa Samawa
3. Suku Mbuju : Bahasa Mbuju
Walaupun memiliki tiga macam bahasa, tetapi masyarakat di Nusa Tenggara Barat tetap bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia jika berbicara dengan masyarakat selain sukunya.

2.2       Adat Istiadat

1. Merari = kawin curi
Kawin Lari merupakan tradisi masyarakat Lombok khusususnya suku sasak. Adat ini mempunyai perinsip bahwa Mencuri untuk menikah lebih kesatria dibandingkan meminta kepada orang tuanya. Namun ada aturan dalam mencuri gadis di suku asli di Pulau Lombok. Dan gadis itu tidak boleh dibawa langsung ke rumah lelaki, harus dititipkan ke kerabat laki-laki. Setelah sehari menginap pihak kerabat laki-laki mengirim utusan ke pihak keluarga perempuan sebagai pemebritahuan bahwa anak gadisnya dicuri dan kini berada di satu tempat tetapi tempat menyembunyikan gadis itu dirahasiakan, tidak boleh ketahuan keluarga perempuan. Nyelabar, Istilah bahasa setempat untuk pemberitahuan itu, dan itu dilakukan oleh kerabat pihak lelaki tetapi orangtua pihak lelaki tidak diboleh ikut. Ketika pasangan pengantin dengan menggunakan baju adat Lombok sang pengantin diarak menuju tempat orang tua si pengantin perempuan sambil berjalan kaki. Sebelum masuk ke pelaminan, pemuda Lombok biasa ‘menculik’ anak gadis yang disukainya. Jika orangtua si gadis setuju dengan pemuda yang akan menikahi anaknya, ia akan memberi tanda dengan cara
2
membasuh kaki pemuda tersebut dengan air sirop atau air kelapa. Sementara jika ia tidak setuju disimbolisasikan dengan membasuh menggunakan air tajin. Jika orangtua gadis tersebut menolak tetapi si pemuda tetap ngotot untuk menikahinya, orangtua si gadis biasanya menetapkan mahar yang tinggi untuk merestui anaknya. Ini sebagai ikatan agar anaknya diperlakukan secara baik

2. Potong Gigi
Tradisi potong gigi ini hampir sama seperti tradisi di bali potong gigi ini adalah tradisi yang sering di sebut tradisi “mepandes” Upacara potong gigi juga menjadi salah satu upacara besar karena ini adalah wujud tanggung jawab orang tua pada anaknya, selain menikahkan. Upacara ini diadakan biasanya 1 kali seumur hidup, atau boleh juga lebih. Berhuhung ini ritual wajib, jadi semua orang Hindu Bali atau Lombok pasti mengalami upacara ini. Boleh dilakukan pada masa si anak mencapai akil balig, atau masa-masa setelah itu. Dan kalau ada seseorang yang meninggal sebelum sempat melaksanakan upacara potong gigi maka upacara itu tetap diadakan untuk dirinya setelah meninggal, sebelum di aben tentunya. Kalau teknis penyelenggaraan upacara sendiri berbeda-beda bagi tiap daerah atau desa namun pada intinya tetap sama, yaitu simbol dari pengendalian terhadap Sat Ripu. Tujuan upacara potong gigi dapat disimak lebih lanjut dari lontarkalapati dimana disebutkan bahwa gigi yang digosok atau diratakan dari gerigi adalah enam buah yaitu dua taringdan empat gigi seri di atas.Pemotongan enam gigi itu melambangkan symbol pengendalian terhadap sad Ripu (enam musuh dalam diri manusia).Meliputi kama (hawa nafsu),Loba (rakus),Krodha (marah),mada (mabuk),moha (bingung),dan Matsarya (iri hati).Sad Ripu yang tidak terkendalikan ini akan membahayakan kehidupan manusia,maka kewajiban setiap orang tua untuk menasehati anak-anaknya serta memohon kepada Hyang Widhi Wasa agar terhindar dari pengaruh sad ripu. Makna yang tersirat dari mitologi Kala Pati,kala Tattwa,dan Semaradhana ini adalah mengupayakan kehidupan manusia yang selalu waspada agar tidak tersesat dari ajaran agama (dharma) sehingga di kemudian hari rohnya dapat yang suci dapat mencapai
3
surge loka bersama roh suci para leluhur, bersatu dengan Brahman (Hyang Widhi).Dalam pergaulan muda-mudi pun diatur agar tidak melewati batas kesusilaan seperti yang tersirat dari lontar Semaradhana.

3. Peresean
Salah satu seni bela diri selain pencak silat yang sangat di gandrungi oleh masyarakat lombok. Peresean adalah duel yang dilakukan dengan media penjalin(rotan), dan tameng. Dimana pihak yang paling sering kena sabetan rottanlah yang kalah dan tentu saja atas keputusan juri( pengembar). Peresean adalah event tahunan di lombok. Biasanya di adakan di daerah yang memiliki lapangan besar. Acara peresean ini mirip audisi indonesian idol. Dimana di masing masing daerah ada seleksi mencari pendekar yang akan di adu di tingkat propinsi. Acara ini biasa dilakukan setelah acara 17agustusan.

4. Gendang Beleg
Permainan alat musik khas lombok beruba drum besar yang biasanya di mainkan jika ada acara-acara khusus seperti pertemuan keluarga, arisan, dan acara pernikahan.

2.3 Rumah Adat

Rumah adat suku sasak Rumah bukan sekadar tempat hunian yang multifungsi, melainkan juga punya nilai estetika dan pesan-pesan filosofi bagi penghuninya, baik arsitektur maupun tata ruangnya.
Rumah adat Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti gunungan, menukik ke bawah dengan jarak sekitar 1,5 - 2 m.
Atap dan bubungannya (bungus) terbuat dari alang-alang, dindingnya dari anyaman bambu, hanya mempunyai satu berukuran kecil dan tidak ada jendelanya.
Ruangannya (rong) dibagi menjadi inan bale (ruang induk) yang meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya jenazah sebelum dimakamkan.
4
Ruangan bale dalem dilengkapi amben, dapur, dan sempare (tempat menyimpan makanan dan peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x 2 meter persegi atau bisa empat persegi panjang. Selain itu ada sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk dengan sistem geser.

2.4       Pakaian Adat

Pakaian adat / khas masyarakat Lombok secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu pakaian yang dikenakan oleh kaum pria dan wanita. Pakaian adat pria berupa tutup kepala dengan motif-motif tertentu yang dikenal dengan nama sapuq. Sedangkan pakaiannya berupa baju lengan panjang, celana panjang yang dilapisi dibagian luar dengan memakai kain sarung sebatas dengkul, adapun kain tersebut biasanya mempergunakan kain tenun asli Lombok . Wanitanya memakai baju dari sutra dan memakai kain sarung songket dan selendangnya. Biasanya di pakai untuk menghadiri pernikahan adat
2.5       Sistem Religi
Nusa Tenggara Barat termasuk provinsi yang memiliki populasi penduduk beragama Islam yang tinggi. Karena 96% penduduknya adalah muslim dan sisanya bergama lain seperti hindhu, budha dan katholik. Alhasil,Nusa Tenggara Barat sempat di juluki daerah seribu masjid. Dikarenakan, mayoritas penduduk muslim dan di setiap tempat banyak di dirikan masjid-masjid.
2.6       Upacara Keagamaan
            1. Ngurisan
Upacara keagamaan yang sering di lakukan di Nusa Tenggara Barat adalah tradisi cukur rambut bayi. Tradisi “ngurisan” atau cukur rambut bayi pada saat perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, sudah lama dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Tradisi “Ngurisan” atau cukur rambut bayi yang baru lahir atau berumur dibawah enam bulan bagi masyarakat Lombok  biasanya dilaksanakan di masjid atau mushala pada hari-hari besar agama Islam, terutama saat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
5
Sejumlah bayi digendong orang tua atau kerabatnya di bawa ke masjid bersama dengan beberapa jenis bunga dan beras kuning yang diletakkan dalam sebuah nampan berisi kepingan uang logam. Sebelum prosesi “ngurisan” dilaksanakan oleh para tokoh agama dan masyarakat dari bebeberapa kampung di dalam dan luar, terlebih dulu dimulai dengan “namatan” atau pembacaan ayat-ayat pendek yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dasar.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan kitab barzanji atau riwayat perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk menerima perintah shalat lima waktu sehari semalam dari Allah SWT. Selesai pembacaan kitab barzanji tersebut barulah proses “ngurisan” dilaksanakan bersamaan dengan “selaqaran”. Seluruh tokoh agama dan masyarakat yang diundang harus mencukur atau memegang kepala bayi.
Tradisi itu juga merupakan warisan para orang tua dulu sehingga harus dihormati dan dilestarikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Masing-masing lingkungan memiliki jadwal yang sudah disepakati oleh warga di lingkungan setempat, sehingga para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang menjadi undangan berasal dari kampung yang belum memiliki jadwal pelaksanaan maulid. Tamu undangan memperoleh penganan berupa kue khas lombok seperti tarek, iwel, tempeyek dan lainnya yang disediakan oleh warga kampung yang mengundang mereka. Pada siang harinya para undangan memperoleh makan siang berupa nasi lengkap dengan lauk pauknya, dan sore hari tamu undangan memperoleh buah-buahan atau yang disebut dengan “dulang penamat” atau makanan terakhir setelah prosesi “ngurisan” berakhir.
           2. Lebaran Ketupat
Lebaran ketupat ini biasanya di gelar oleh warga sasak yang beragama muslim. Lebaran ini biasanya dirayakan 1 minggu setelah hari Raya Idul Fitri dan untuk menutup puasa 6 hari di bulan Syawal.Pada lebaran ketupat warga Lombok biasanya berziarah ke makam orang tua atau leluhur mereka dan menyantap bekal yang mereka bawa berupa ketupat dan lauk pauknya bersama keluarga mereka. Kemudian ada ribuan tumbuk ketupat yang biasanya di arak menuju alun-alun oleh warga lalu di sebarkan dan di perebutkan
6

2.7       Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan di Lombok pada umumnya adalah berdasarkan prinsip Bilateral yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui pria dan wanita. Kelompok terkecil adalah keluarga batih yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Pada masyarakat lombok selatan ada beberapa istilah antara lain :
1.      Inaq adalah panggilan anak kepada ibu.
2.      Amaq adalah panggilan anak kepada bapak.
3.      Ari adalah panggilan kepada adik perempuan atau adik laki-laki.
4.      Kakak adalah panggilan kepada saudara sulung laki-laki ataupun perempuan.
5.      Oaq adalah panggilan kepada kakak perempuan atau laki-laki dari ibu dan ayah.
6.      Saiq adalah panggilan  kepada adik perempuan atau laki-laki dari ayah atau ibu
7.      Tuaq adalah panggilan  kepada adik laki-laki dari ayah atau ibi.
8.      Pisak adalah panggilan  kepada anak dari adik/kakak dari ibu.










7

BAB III

3.1       Kaitan dengan Antropologi
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman fisik serta kebudayaan yang dihasilkan, sehingga manusia yang satu dan lainnya berbda. Maka dari itu antropologi diperlukan sebagai pedoman untuk kita memahami kebudayaan suatu tempat dengan baik.
3.2       Kaitan dengan Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia. Manusia satu dengan yang lainnya pasti memiliki sikap yang berbeda. Sikap yang berbeda ini timbul karena perbedaan latar belakang lingkungan dan budaya dari setiap individu. Sehingga psikologi sangat erat hubungannya dengan budaya. Karena keterkaitan antara ilmu psikologi dan ilmu antropologi yang memang salah satunya mempelajari budaya, dapat membantu untuk  mempelajari suatu budaya dengan sistem wawancara. Sistem wawancara termasuk komunikasi dua arah, jadi saat melakukan wawancara kita sebagai penanya harus membuat kondisi senyaman mungkin dengan pihak narasumber. Hal ini di dapatkan dengan cara, kita mengetahui terlebih dahulu latar belakang budaya narasumber. Jadi sikap kita dapat di sesuaikan dengan sikap yang ada di budayanya.
3.3       Contoh Kasus
Nusa Tenggara Barat memiliki acara besar setiap tahunnya. Acara ini adalah upacara bau nyale atau disebut juga cacing wawo. Upacara ini biasa di lakukan oleh masyarakat lombok tengah tepatnya di sepanjang pantai kuta pada musim panen kedua di setiap tahun. Acara ini dilakukan pada waktu subuh, sehinga masyarakat ber bondong-bondong menuju pantai. Arti dari bau nyale sendiri adalah bau yang artinya tangkap  dan nyale yang artinya jelmaan putri mandalika. Dimaksudkan untuk mencari cacing sebanyak banyaknya karena dianggap berkhasiat dan dapat menyembuhkan penyakit.

8




PENUTUPAN

Kesimpulan
Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang memiliki budaya yang unik dan menarik. Dari mulai pakaian adat hingga bahasa komunikasi yang digunakan. Nusa Tenggara Barat juga termasuk provinsi yang penduduknya bermayoritas muslim sehinga dari sistem religi, upacara keagamaan, dan acara besar disana berbau Islam.
Saran
Nusa Tenggara Barat termasuk salah satu provinsi yang belum banyak diketahui dan di kunjungi oleh masyarakat banyak. Sehingga lingkungan disana terutama di pantai masih sangat terjaga. Jadi kita sebagai masyarakat walaupun bukan masyarakat asli Nusa Tenggara Barat apabila mengunjungi daerah sana tetap harus menjaga kebersihan dan alaminya lingkungan. Sehingga lingkungan disana tidak tercemar.





                                                                                      9 
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar