find me:D

Sabtu, 10 Maret 2012

Makalah IBD neu

NAMA        : DINDA DEWI LESTARI
NPM           : 12511150
KELAS       : 1PA06
TUGAS      : IBD (ILMU BUDAYA DASAR)




KATA PENGANTAR



Kami panjatkan puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar ini.
Makalah Ilmu Budaya Dasar yang diberi judul Peran Kebudayaan Dalam Membentuk Kepribadian, saya menyusun sebagai pelengkap tugas dan mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait didalamnya serta dapat memberikan motivasi atau dorongan agar memilih kepribadian yang lebih baik di masa yang akan mendatang dan bisa sebagai bahan acuan.
Saya menyadari banyak kekurangan dan banyak mengalami hambatan yang bersumber dari diri saya sendiri dalam pembuatan makalah ini.Pepatah mengatakan “Tiada Gading yang Tak Retak” demikian pula makalah ini masih jauh dari kersempurnaan. Oleh karena itu saya sangat membutuhkan saran serta kritik agar dimasa yang akan datang dapat menyempurnakan makalah ini atau dapat menjadi lebih baik.
Dalam penyusunan makalah ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.








Depok, 29 Desember 2011


BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang 
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian, upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Berbicara mengenai kepribadian, kebudayaan mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian sesorang maupun kepribadian bangsa. Para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-ganti alam dan zaman.
Beberapa Teori tentang kepribadian :·         Teori psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis di dalam manusia, dalam bentuk kelekatan, konflik dan motivasi.
·         Teori Freud, Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem utama: id, ego dan superego. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
·         Teori Jung, Carl Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat terdekat Freud dan anggota lingkaran koleganya, tetapi pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup ingatan universal, simbol-simbol, gambaran tertentu, dan tema-tema yang disebutya sebagai arketipe.

Kebudayaan adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:

  1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya). 
  1. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya). 
  1. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system perkawinan). 
  1. Bahasa (lisan maupun tertulis). 
  1. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya). 
  1. Sistem pengetahuan dan pendidikan. 
  1. Religi (system kepercayaan).


Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.Sejalan dengan derasnya arus modernisasi dan globalisasi, budaya-budaya daerah kian memudar dan terpinggirkan oleh budaya-budaya yang masuk kedalam budaya kita yang dominan berasal dari budaya-budaya barat. Sehingga akibatnya dapat menimbulkan berbagai macam masalah budaya di Indonesia, antara lain adanya perbedaan karakter kepribadian budaya barat dengan budaya Indonesia yang dapat merusak budaya Indonesia yang juga dapat mengakibatkan pembentukan kepribadian yang kurang baik akibat dari pergeseran nilai-nilai kebudayaan yang ada.Secara umum Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, selain itu karena disebut sebagai makhluk sosial maka manusia tidak bisa hidup sendiri / saling ketergantungan.Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.Secara sederhana hubungan antara Budaya dan Kepribadian adalah manusia yang terbentuk dalam suatu kepribadian dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain hubungan antara manusia dan kepribadian adalah setiap kebudayaan yang  berada di lingkungan manusia itu tinggal akan membentuk kepribadian, dan biasanya faktor lingkungan dan kebudayaan yang berada disekitarnya itu yang dapat membentuk suatu kepribadian sehingga di setiap tempat atau lingkungan pasti setiap manusia mempunyai kepribadian yang bermacam–macam.


2.        Tujuan
Dalam makalah yang saya buat ini diharapkan dapat menambah wawasan saya dan pembaca untuk dapat menentukan kepribadian yang baik dalam ruang lingkup budaya di sekitarnya dan memberikan gambaran dan pemahaman kepada siapapun tentang pengaruh budaya terhadap kepribadian seseorang. Agar ketika akan bertindak tidak bertindak sesuai dengan budaya buruk, yang ketika bertindak sesuai dengan budaya yang baik, serta pengaruh positif dapat kita rasakan bersama sesuai dengan tujuan Undang-undang dasar yang menjadi landasan dan akar dari bangsa kita. Tujuan kita mempelajari kebudayaan yang berperan penting dalam kepribadian kita adalah :1.      Mengetahui peran budaya dalam pembentukan kepribadian yang baik
2.      Mengetahui berbagai macam masalah tentang kebudayaan
3.      Dapat menambah pengetahuan tentang kebudayaan
4.      Meningkatkan jiwa gotong royong
5.      Meningkatkan kebersamaan
6.      Membangun komunikasi yang lebih baik
Setiap Individu  memiliki pengalaman yang berbeda – beda serta beraneka ragam, dan dari pengalaman tersebutlah biasanya kepribadian seseorang juga dapat berubah. Dan lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir dan kepribadian seseorang.



3.      SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai untuk kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda agar selalu memilki rasa nasionalisme dan tidak terpengaruh budaya asing yang tidak layak sekaligus bertentangan dengan nilai dan moral bangsa Indonesia.Seluruh masyarakat luas di tanah air Indonesia tentang kebudayaan yang menjadi salah satu faktor dalam membangun kepribadian seseorang dikarenakan kebudayaan merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat sehingga sangat penting bagi kita untuk terus mempertahankan kebudayaan timur yang sopan dan lemah lembut serta beradab. Kebudayaan memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, kelompok sosial dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Seiring derasnya arus globalisasi dan modernisasi diharapkan generasi  muda penerus bangsa tetap memiliki kepribadian baik tanpa menyampingkan nilai-nilai kebudayaan timur yang sopan yang telah ada sejak zaman nenek moyang kita yang merupakan ciri khas kita sebagai pribadi yang anggun, sopan dan santun.
Dalam Ruang lingkup yang lebih luas Peran Kebudayaan Indonesia terdapat beberapa poin :

  • Akar Kebudayaan Indonesia
  • Kebudayaan Barat di Indonesia
  • Dampak Positif dan Negatif








BAB II
PEMBAHASAN




Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.Kepribadian merupakan faktor kunci dalam mendefinisikan keunikan dalam individu dan membentuk individu tersebut melalui sebuah kehidupan. Budaya adalah cara hidup. Budaya tidak hanya melihat berdasarkan nilai–nilai sadar kita, tetapi juga melihat asumsi dan percaya pada perembangannya. Budaya merupakan faktor penting dalam membentuk suatu kepribadian.Kebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu menimbulkan ciri budaya lainnya. Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam kebudayaan: dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya.Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
  1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
  2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value). 
  3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. 
  4. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya. 
  5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.Budaya diwariskan melalui bahasa dan bermacam–macam perilaku dan dapat dimungkinkan manusia berinteraksi dalam bahasa yang sama dan hidup di zaman yang sama. Kita adalah pewaris kebudayaan, setiap individu yang baru muncul akan mengikuti tatanan kebudayaan kita. Dan kepribadian sangat di tentukan oleh faktor kebudayaan yang terjadi pada lingkungannya. Berikut uraian dari setiap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan  yang ada, berkaitan dengan peranan kebudayaan dalam membentuk kepribadian :


1.      Kekuatan (Strength)  
Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap, perilaku dan kepribadian seseorang . Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah seseorang/masyarakat sebagai pelaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan seseorang/masyarakat.
                              Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan masyarakat/organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan oleh seseorang/masyarakat.
  Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu. Artinya dengan budaya seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih tanggung jawab bukan hanya untuk dirinya tetapi bagi orang lain ataupun masyarakat.

  • Keanekaragaman budaya yang bisa menunjang budaya nasional
  • Kekhasan yang dimiliki budaya-budaya daerah.
  • Kekayaan alam yang melimpah untuk menopang perekonomian negara.
  • Rasa nasionalisme yang tinggi sehingga mempererat persatuan.
  • Pengenalan budaya yang terus diupayakan oleh pemerintah.


2.      Kelemahan (Weekness) 
 Budaya berperan sebagai penentu batas-batas, artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu masyarakat dan membedakannya dengan masyarakat lainnya dan kebanyakan masyarakat kita tidak mengenal budaya daerah lain.
                                Masuknya budaya asing melalui berbagai media, baik itu media massa maupun elektronik yang secara tidak langsung menggeser nilai-nilai budaya luhur yang telah lama diadopsi oleh masyarakat akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku serta kepribadian seseorang/masyarakat.
                                Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.

  • Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kepribadian bangsa.
  • Kurangnya perhatian pemerintah.
  • Perekonomian yang tidak kunjung membaik.
  • Pemerintahan yang korup sehingga kurangnya kepercayaan masyakakat terhadap pemerinttah.
  • Lunturnya rasa nasionalisme.






3.      Peluang (Opportunity)  
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa dari daerah lain selain daerah asal yang tidak dapat dijangkau kepada masyarakat agar mereka pun dapat mengenalnya.
                                Memperkenalkan kebudayaan bangsa sejak dini kepada generasi penerus bangsa, Sehingga kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa negara atau daerah lebih dikenal oleh generasi muda kita.
                                Keanekaragaman budaya yang ada disuatu negara maupun daerah yang berbeda-beda membentuk masyarakat dengan tradisi, adat istiadat dan pemikiran yang berbeda dalam masyarakat dapat dijadikan titik acuan dalam membentuk kepribadian seseorang atau kelompok masyarakat. Karena melalui kebudayaan manusia dapat bertukar pikiran dan dapat menjadi motivasi bagi daerah/negara lain untuk menjadi lebih baik di segala bidang kehidupan.

  •  
    Banyaknya turis asing yang tertarik budaya nasional.
  • Indonesia memilki tempat wisata yang menarik.
  • Masih banyak daerah yang masih memegang budaya daerahnya.


4.      Hambatan (Threat)                               
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
                                Penetrasi kebudayaan, Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.Kemajuan teknologi yang mengakibatkan pergeseran nilai-nilai budaya dan mempengaruhi kebudayaan dikalangan generasi muda kita.

  • Masuknya budaya asing.
  • Munculnya era globalisasi.
  • Terpuruknya perekonomian negara.
KomponenBerdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
  • KebudayaanMaterial
  • Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • KebudayaanNonmaterial
  • Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
  • LembagaSosial
  • Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
  • Sistem Kepercayaan
  • Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
  • Estetika
  • Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
  • Bahasa
  • Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.




Kebudayaan Sebagai Sudut Pandang Umum
Selama era romantisme, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum".
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisme atau tempat bekerja

Hubungan Psikologi dan Budaya
Psikologi itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Pada awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap budaya. Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada tahun 70-an ke atas budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini diyakini bahwa budaya memainkan peranan penting dalam aspek psikologis manusia. Oleh karena itu pengembangan ilmu psikologi yang mengabaikan faktor budaya dipertanyakan kebermaknaannya. Triandis (2002) misalnya, menegaskan bahwa psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.

Sebenarnya hubungan antara psikologi dan budaya itu secara sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan antara budaya dan perilaku social:
Ekologi – budaya – sosialisasi – kepribadian – perilaku
Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan sebuah kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis terbentuk dalam keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang terdiri dari lingkungan fisik, kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna, bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-politik dan adaptasi biologis dan adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku dan karakter psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi, genetika, transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan suatu perilaku dan karakter psikologis tertentu.
Ratusan definisi budaya yang ada tidak bisa dianggap yang satu lebih benar daripada yang lainnya. Masing-masing definisi memiliki kekuatannya masing-masing. Oleh karena itu penggunaan definisi budaya semestinya dilihat dari tingkat kegunaannya bagi tujuan yang dikehendaki. Triandis (1994) mencontohkan dengan definisi budaya yang digunakan B.F. Skinner, seorang behavioris, yakni ‘budaya adalah seperangkat aturan penguatan (a set of schedules of reinforcement)’. Definisi tersebut bernilai optimal bagi pendekatan yang dilakukan Skinner.
Hubungan antara budaya sangatlah jelas, karena kepribadian terdiri dari sebagian besar Internalisasi unsure budaya. Budaya adalah aspek kepribadian kolektif. Dan munculnya kepribadian dibedakan atas beberapa subkultur, diantaranya :
  • Etnis
  • Kelas Sosial
  • Agama dan
  • Kriteria Pekerjaan


Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian kebudayaan, yaitu :
a)      Kepribadian bangsa
b)       Peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat
c)      Nilai universal dalam persoalan kepribadian bangsa sesudah Perang Dunia ke-1, hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan.
Hampir semua penelitian yang mendalami ”kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-kanak. Misalnya, orang Jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak.Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan, berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan anak yang beragam. Kebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu menimbulkan ciri budaya lainnya.




BAB III
KESIMPULAN


Beragam kebudayaan yang ada disetiap daerah serta isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian dan perbedaan kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi dari setiap unsur kepbadianri merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan / habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.Kebudayaan mencerminkan kepribadian bangsa kita dan berkewajiban untuk menjaganya jangan sampai rusak ataupun hilang, kita harus melestarikannya. Selain itu kita dapat menjadikannya sumber kekuatan untuk ketahanan budaya nasional bangsa IndonesiaKesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam kebudayaan: dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya.Faktor lingkungan memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain


















Resensi




Reese, W.L. 1980. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought, p. 488.O'Neil, D. 2006. "Processes of Change"http://www.psychologymania.com/2011/09/pengaruh-budaya-terhadap-kepribadian.html http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan#Sistem_kekerabatan_dan_organisasi_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/KepribadianWalgito, Bimo. 2010. Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta: AndiBaraja, Abubakar. Psikologi Perkembangan. Studia Press.Smith, P.B., & Bond, M.H. (1994). Social Psychology Across Cultures : Analysis and Perspectives. Boston : Allyn and Bacon
Wikipedia.comhttp://www.lintasberita.com/Lifestyle/Seni-Budaya/budaya-indonesia-dimata-dunia-internasional- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar