find me:D

Rabu, 08 Januari 2014

Psikologi Manajemen Empowerment, Stres dan Konflik 12+13

Empowerment, Stres dan Konflik

a. Definisi Empowerment
            Menurut Merriam Webster dan Oxford English Dictionary kata empower mengandung dua arti. Pertama adalah pengertian to give ability or to enable, yaitu memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas pada fihak lain. Sedangkan dalam pengertian kedua diartikan sebagai upaya memberi kemampuan dan keberdayaan. Memberi daya dimana daya ini dimaksimalkan sebagai daya hidup mandiri.
            Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu kelompok atau kapasitas individu untuk membuat pilihan yang efektif, yaitu, untuk membuat pilihan dan kemudian mengubah pilihan-pilihan dalam tindakan yang diinginkan dan hasil (Alsop et al, 2006:10). 

b. Kunci Efektif Empowerment
            Friedmann dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.

c. Definisi Stres
            Menurut Manuaba (1998) stress adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia baik yang berasal daru luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri yang dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari menurunnya kesehatan sampai kepada dideritanya suatu penyakit. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak dari stress tersebut akan menjurus kepada menurunnya performansi, efisiensi dan produktifitas kerja yang bersangkutan.
d. Sumber Stres
            Sumber stres bisa disebabkan oleh Kondisi individu seperti umur, jenis kelamin, temperamental, genetic, intelegensia, pendidikan, kebudayaan dll. Faktor lingkungan, individu, organisasi juga salah satu pemicu muncul nya stres.
            Ciri kepribadian seperti introvert atau ekstrover, tingkat emosional, kepasrahan, kepercayaan diri dll. Sosial – kognitif seperti dukungan sosial, hubungan social dengan lingkungan sekitarnya adalah strategi untuk menghadapi setiap stress yang muncul.
e. Pendekatan Stres
Ada dua pendekatan dalam mengatasi stres, yaitu:
a. Pendekatan individual
Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif adalah:
1. Teknik manajemen waktu
2. Meningkatkan latihan fisik
3. Pelatihan pengenduran (relaksasi)
4. Perluasan jaringan dukungan sosial
b. Pendekatan Organisasional
Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen. Strategi yang digunakan:
1. Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
2. Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
3. Perancangan ulang pekerjaan
4. Peningkatan keterlibatan kerja
5. Perbaikan komunikasi organisasi
6. Penegakkan program kesejahteraan korporasi (Robbins, 2002: 311-312)

f. Definisi Konflik
            Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang maupun dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupa perselisihan, adanya keteganya atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih.
            Konflik berasal dari kata latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
g. Jenis-jenis Konflik
 Konflik dibedakan menjadi 6 macam, menurut Dahrendorf:
a. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi)
b. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
e. Konflik antar atau tidak antar agama.
f. Konflik antar politik.konflik individu dengan kelompok.

h. Proses Konflik
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
a. Oposisi atau ketidakcocokan potensial; 
b. Kognisi dan personalisasi; 
c. Maksud; 
d. Perilaku; dan 
e. Hasil.


SUMBER
http:// kotak-kabar.blogspot.com/2011/06/definisi-pemberdayaan-empowerment.html
http:// id.wikipedia.org/wiki/Stres
http:// the-divider.blogspot.com/2013/03/pengertian-konflik.html
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi 7 (2). Jakarta: Erlangga
http:// www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_KONFLIK_SOSIAL
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar