Empowerment, Stres dan Konflik
a. Definisi Empowerment
Menurut
Merriam Webster dan Oxford English Dictionary kata empower mengandung dua arti.
Pertama adalah pengertian to give ability or to enable, yaitu memberi
kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas pada fihak lain.
Sedangkan dalam pengertian kedua diartikan sebagai upaya memberi kemampuan dan
keberdayaan. Memberi daya dimana daya ini dimaksimalkan sebagai daya hidup
mandiri.
Pemberdayaan
didefinisikan sebagai suatu kelompok atau kapasitas individu untuk membuat
pilihan yang efektif, yaitu, untuk membuat pilihan dan kemudian mengubah
pilihan-pilihan dalam tindakan yang diinginkan dan hasil (Alsop et al,
2006:10).
b. Kunci Efektif Empowerment
Friedmann
dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi
masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah
tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam
organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi
rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan
meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap
dasar-dasar kekayaan produktif mereka.
c. Definisi Stres
Menurut
Manuaba (1998) stress adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia
baik yang berasal daru luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri yang dapat
menimbulkan bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari menurunnya
kesehatan sampai kepada dideritanya suatu penyakit. Dalam kaitannya dengan
pekerjaan, semua dampak dari stress tersebut akan menjurus kepada menurunnya performansi,
efisiensi dan produktifitas kerja yang bersangkutan.
d. Sumber Stres
Sumber
stres bisa disebabkan oleh Kondisi individu seperti umur, jenis kelamin,
temperamental, genetic, intelegensia, pendidikan, kebudayaan dll. Faktor lingkungan,
individu, organisasi juga salah satu pemicu muncul nya stres.
Ciri kepribadian seperti introvert atau ekstrover, tingkat emosional, kepasrahan, kepercayaan diri dll. Sosial – kognitif seperti dukungan sosial, hubungan social dengan lingkungan sekitarnya adalah strategi untuk menghadapi setiap stress yang muncul.
Ciri kepribadian seperti introvert atau ekstrover, tingkat emosional, kepasrahan, kepercayaan diri dll. Sosial – kognitif seperti dukungan sosial, hubungan social dengan lingkungan sekitarnya adalah strategi untuk menghadapi setiap stress yang muncul.
e. Pendekatan Stres
Ada dua pendekatan dalam mengatasi
stres, yaitu:
a. Pendekatan individual
Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi
untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti
efektif adalah:
1. Teknik
manajemen waktu
2. Meningkatkan
latihan fisik
3. Pelatihan
pengenduran (relaksasi)
4. Perluasan
jaringan dukungan sosial
b. Pendekatan Organisasional
Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama
tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen.
Strategi yang digunakan:
1. Perbaikan
seleksi personil dan penempatan kerja
2. Penggunaan penetapan tujuan yang
realistis
3. Perancangan
ulang pekerjaan
4. Peningkatan
keterlibatan kerja
5. Perbaikan
komunikasi organisasi
6. Penegakkan
program kesejahteraan korporasi (Robbins, 2002: 311-312)
f. Definisi Konflik
Konflik
adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang maupun dengan orang
lain yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupa perselisihan, adanya
keteganya atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau
lebih.
Konflik berasal dari kata latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
g. Jenis-jenis Konflik
Konflik
dibedakan menjadi 6 macam, menurut Dahrendorf:
a. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi)
b. Konflik antara kelompok-kelompok
sosial (antar keluarga, antar gank).
c. Konflik kelompok terorganisir dan
tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. Konflik antar satuan nasional
(kampanye, perang saudara).
e. Konflik antar atau tidak antar agama.
f. Konflik antar politik.konflik
individu dengan kelompok.
h. Proses Konflik
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari
lima tahap, yaitu:
a. Oposisi atau
ketidakcocokan potensial;
b. Kognisi dan
personalisasi;
c. Maksud;
d. Perilaku;
dan
e. Hasil.
SUMBER
http:// kotak-kabar.blogspot.com/2011/06/definisi-pemberdayaan-empowerment.html
http:// id.wikipedia.org/wiki/Stres
http:// the-divider.blogspot.com/2013/03/pengertian-konflik.html
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, Michael T.
Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi 7 (2). Jakarta: Erlangga
http:// www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_KONFLIK_SOSIAL
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi Teori
dan Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar